Latest Reviews

Kamis, 02 Januari 2020

UKM Bagi Mahasiswa

Mahasiswa merupakan sebuah gelar membanggakan bagi para kaum muda yang berkesempatan menikmati dunia kampus. Potensi besar dari mahasiswa sering kali kurang dapat terasah dengan matinya peran Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di kampus. Beberapa kampus ternama di Yogyakarta mempunyai tantangan masing-masing dalam pemberdayaan UKM di kampus. Bukan tanpa sebab eksistensi UKM itu sendiri kadang ada dan kadang tidak ada di lingkungan mahasiswa.
Unit Kegiatan Mahasiswa merupakan suatu sarana yang diberikan oleh pihak birokrat kampus dalam upaya memberdayakan potensi mahasiswa. Jika dalam jenjang SMP/SMA biasanya disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler, maka di dunia perkuliahan disebut dengan UKM. Peran UKM sangatlah vital dalam menggali potensi, bakat, dan minat mahasiswa. Kondisi beragam bisa ditemui di lapangan, mahasiswa dari beberapa kampus di Yogyakarta mengungkapkan ada beberapa UKM yang saat ini masih aktif atau dalam kata lain ‘hidup’ dan ada pula yang sudah pasif atau ‘mati’.
Kesibukan kuliah di kampus adalah faktor utama yang menyebabkan sebagian mahasiswa memilih untuk tidak mengikuti UKM di kampus. Tingginya jam terbang mahasiswa dalam mengikuti kuliah di kelas, menyelesaikan tugas kuliah, dan aktif di berbagai organisasi adalah sekelumit faktor yang menyebabkan mereka tidak mengikuti UKM sama sekali, baik tingkat universitas maupun tingkat fakultas. Faktor lain yang bisa menghambat hidupnya ruh UKM di kampus adalah dukungan dari birokrat kampus dalam memberikan dukungan moral maupun secara material.
Dalam pandangan Ibrohim Aji Kusuma, mahasiswa Pendidikan Matematika FMIPA UNY mengungkapkan keikutsertaannya dalam UKM Fakultas, yaitu HASKA FMIPA. Ia menegaskan bahwa tujuannya mengikuti UKMF itu adalah untuk belajar ilmu agama Islam, mencari teman baru, atau sekadar mengikuti kegiatan kajian yang ada. Baginya, aktif di UKM sangatlah penting, “Kalau kuliah kan hanya mengasah intelektualitas saja, namun kalau ikut UKM kita akan dapat poin plus,” tuturnya. Ia menambahkan bahwa di kelasnya saja, hampir 80% mahasiswanya aktif dalam UKM, baik UKM Kerohanian, Penelitian, Pers Kampus, dan lain sebagainya. “UKM bukanlah hanya sekadar mengisi waktu luang, tetapi merupakan ajang kita belajar bagaimana menghadapi hidup di dunia, jadi bagi teman-teman yang belum ikut, mari ikut, karena kuliah juga perlu pengembangan diri,” pesan Aji.
Pendapat lain datang dari Aeni Husni, mahasiswa Manajemen UNY yang aktif dalam UKM Safel (bahasa asing). Dalam keaktifannya sebagai anggota selama dua tahun yang lalu, ia mempunyai tujuan mengikuti Safel untuk meng-upgrade kemampuannya dalam berbahasa Jepang. Mayoritas yang tergabung dalam Safel memang dari berbagai fakultas. Baginya, berkiprah di UKM sangatlah penting karena ia bisa berprestasi melalui UKM. Ia berpendapat, “Mungkin antusiasme mahasiswa dalam mengikuti UKM hanya pada waktu awal-awal saja (Maba) dan semakin surut mendekati tingkat akhir,” ungkapnya. Kendala dan tantangan yang dihadapi banyak sekali, namun yang paling besar adalah tantangan untuk melawan dirinya sendiri untuk bersemangat mengikuti setiap acara-acaranya. Pesan Aeni untuk para mahasiswa, “Kita di kampus perlu mengeksplore diri ke luar, perlu mengembangkanskill dan kemampuan yang dimiliki karena ini akan berguna ketika kita bekerja nanti,” pesan motivasinya. Di tingkat Perguruan Tinggi Swasat (PTS) peran Unit Kegiatan Mahasiswa juga bisa dilihat di Universitas Sanata Dharma (USD). “Saya mulai semester 1 sudah mengikuti UKM Sepak Bola dikampus Sadhar karena memang sudah hobi saya sejak kecil. Biasanya latihan diikuti oleh teman-teman mahasiswa dari berbagai fakultas,” kata Andi, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia USD Yogyakarta.
Jika menelisik lebih jauh, peran mahasiswa dalam membangkitkan eksistensi UKM sangatlah penting. Kecenderungan mahasiswa yang hanya kuliah pulang-kuliah pulang perlu diubah dengan aktif di berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa. Pendapat yang senada disampaikan oleh Ridho Nugroho, mahasiswa semester 2 Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, “Belajar itu nggak harus di dalam ruangan, bisa dimana saja, kapan, saja, dan dengan siapa saja. Jadi penting dong, UKM untuk mahasiswa, kan kita bakal hidup di dunia luar, tentunya butuh soft skill yang bisa kita dapat jika bisa bergaul dengan orang lain, tidak hanya di kelas. Selain itu kita juga punya relasi yang lebih banyak dan beragam,” ungkap mahasiswa yang tergabung di JCM (Jamaah Cinema Mahasiswa) dan Theater Eska UIN ini.
Di satu sisi, dapat dijumpai UKM yang masih eksis dan di sisi lain ada juga UKM yang tidak diketahui ruhnya. Beberapa kampus seperti UGM, UNY, UIN, Sanata Dharma, dan kampus-kampus di Yogyakarta turut andil dalam pemberdayaan mahasiswa melalui UKM. Adanya kecenderungan untuk berkompetisi dan memaksimalkan potensi mahasiswa adalah tujuan akhir dari adanya UKM itu sendiri. Jika dilihat lebih jauh, banyak mahasiswa berprestasi (Mapres) yang lahir dan dibesarkan melalui UKM karena merupakan sebuah tradisi yang dibangun oleh para mahasiswa. Dengan kata lain, eksistensi Unit Kegiatan Mahasiswa di kampus bisa tergantung dari peran para mahasiswa yang aktif dan kegiatan-kegiatan yang terlaksana.
-Telah di publish di SH Kedaulatan Rakyat, rubik Swara Kampus, Selasa, 12 Februari 2013.

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write komentar