0
Wishnutama. Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Pemain startup teknologi punya peluang besar dalam industri pariwisata dan ekonomi kreatif, apalagi kini pemerintah sedang fokus mengembangkan destinasi premium maupun super premium.
"Yang harus dibangun ialah bagaimana menjadi problem solver, cari tahu masalahnya apa. Misalnya buat aplikasi wisatawan muslim, cari tahu kiblat, makanan halal ada di mana," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama saat menjadi pemateri di The Nextdev Summit di JCC Senayan pada Sabtu (7/12/1/2019).
Namun, meski peluang di bidang teknologi itu besar, Wishnutama menekankan kesempatan itu harus dibarengi produktivitas warga setempat destinasi.
"Awal tahun 2000 saya meyakini digital is the future, tetapi sekarang saya menyadari harus balance dengan productivity. Kaya di e-commerce itu banyak keluhan banyaknya barang asing," ucapnya.
"Yang sebenarnya sama saja kan kaya di mal-mal. Opportunity in technology is yes, tapi ada hal-hal yang menarik yang harus dibarengi," imbuhnya.
Ia mencontohkan ide membuat home kitchen food yang bisa menyaingi restoran mahal. Sekarang orang di rumah bisa jualan, bisa bekerja sama dengan kelompok masyarakat untuk membuat home kitchen food.
Untuk itu, ia juga menjelaskan kini proses pembangunan infrastruktur pariwisata dibarengi juga dengan pembangunan human resources.
"Yang duluan yang harus kita lakukan infrastruktur dan human resources. Sumber daya manusia di situ harus bisa memanfaatkan, ini harus jadi prioritas. Di situlah peran ekonomi kreatif," ujarnya.
"Banyak sekali kesempatan yang akan datang. Saya tahu potensi itu, tapi dengan banyak ini apa yang dirasakan masyarakat kecil, itu sangat penting, itu biar pariwisata sustainable," pungkasnya.
"Yang harus dibangun ialah bagaimana menjadi problem solver, cari tahu masalahnya apa. Misalnya buat aplikasi wisatawan muslim, cari tahu kiblat, makanan halal ada di mana," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama saat menjadi pemateri di The Nextdev Summit di JCC Senayan pada Sabtu (7/12/1/2019).
Namun, meski peluang di bidang teknologi itu besar, Wishnutama menekankan kesempatan itu harus dibarengi produktivitas warga setempat destinasi.
|
|
"Awal tahun 2000 saya meyakini digital is the future, tetapi sekarang saya menyadari harus balance dengan productivity. Kaya di e-commerce itu banyak keluhan banyaknya barang asing," ucapnya.
"Yang sebenarnya sama saja kan kaya di mal-mal. Opportunity in technology is yes, tapi ada hal-hal yang menarik yang harus dibarengi," imbuhnya.
Ia mencontohkan ide membuat home kitchen food yang bisa menyaingi restoran mahal. Sekarang orang di rumah bisa jualan, bisa bekerja sama dengan kelompok masyarakat untuk membuat home kitchen food.
Untuk itu, ia juga menjelaskan kini proses pembangunan infrastruktur pariwisata dibarengi juga dengan pembangunan human resources.
"Yang duluan yang harus kita lakukan infrastruktur dan human resources. Sumber daya manusia di situ harus bisa memanfaatkan, ini harus jadi prioritas. Di situlah peran ekonomi kreatif," ujarnya.
"Banyak sekali kesempatan yang akan datang. Saya tahu potensi itu, tapi dengan banyak ini apa yang dirasakan masyarakat kecil, itu sangat penting, itu biar pariwisata sustainable," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Write komentar